Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat]
SUNGGUH, ini seperti cerita sinetron tanpa sutradara. Baru saja poster-poster sang petahana Rohidin Mersyah dipasang di setiap sudut jalan, senyum lebar, slogan penuh janji, eh, mendadak ditangkap KPK.
Timing-nya? Empat hari sebelum Pilkada! Kalau ada penghargaan “Momen Paling Apes 2024,” beliau sudah pasti kandidat kuat.
Operasi Tangkap Tangan (OTT) ini seperti klimaks cerita. Tapi kita tahu, ini baru episode pertama. Dugaan pungli untuk pendanaan Pilkada jadi alasan.
Padahal, kalau dipikir-pikir, siapa yang suruh bikin kampanye mahal? Poster ukuran stadion, spanduk sepanjang jalan tol, dan baliho yang bikin burung pun bingung, semua itu ada harganya, Pak!
Yang bikin ngakak sampai lupa ngopi, saat keluar dari mobil di Polresta Bengkulu, Rohidin memakai seragam polantas.
Iya, seragam polisi lalu lintas! Mungkin beliau pikir, dengan trik itu, massa di luar Polresta bakal bingung, “Eh, itu polisi? Kok mirip Pak Rohidin?” Atau ini semacam tribute kepada polisi, karena selama ini rajin buka-tutup jalan untuk konvoi kampanye? Kalau iya, luar biasa dedikasinya.
Delapan partai politik pengusung tentu sedang menghela napas panjang. Golkar, PKS, Hanura, PSI, PPP, Perindo, PBB, dan Garuda. Semua kini seperti klub sepak bola yang kalah penalti di detik terakhir.
Mereka pasti sudah investasi besar-besaran. Mulai uang, waktu, dan janji yang akan sulit dilupakan rakyat.
KPU pun pusing. Bagaimana nasib pemungutan suara? Apakah poster yang ada perlu diberi tambahan stiker bertuliskan, “Mohon Maaf, Kandidat Ditangkap KPK?” Atau lebih baik masukkan saja opsi kotak kosong sebagai kandidat darurat?
Bengkulu, yang seharusnya fokus pada pesta demokrasi, kini malah jadi bahan meme nasional. Netizen tentu tidak mau ketinggalan. Ada yang bilang, “Kalau OTT-nya ditunda sampai Desember, kan bisa tenang nyoblos dulu.
” Yang lain menimpali, “Kita butuh inovasi! Gubernur yang bisa multitasking, memimpin sambil sidang di pengadilan.”
Tapi serius, ini pelajaran buat semua. Jangan pakai trik polantas kalau ente calon gubernur yang kena OTT. Karena kalau ketahuan, jatuhnya makin kocak.
Untuk rakyat Bengkulu, mari kita berharap, Pilkada 2024 memberi kita pemimpin yang tidak cuma pintar berpose di baliho, tapi juga pintar menjaga amanah. Kalau tidak, muncul pemimpin yang dipakaikan baju polantas lagi.
#camanewak