Selalu di Bawah, Tiba-tiba di Atas

FOTO : DR. Rosadi Jamani (Ist)

Oleh : DR. Rosadi Jamani (Ketua Satupena Kalimantan Barat)

MAKIN ke sini, survei semakin susah dijamin netralitasnya. Seperti tergantung arah angin.

Ada lembaga survei selalu memposisikan Prabowo-Gibran di atas. Seolah-olah sudah menang satu putaran.

Ada juga lembaga survei menempatkan Ganjar-Mahfud di atas. Kalau tak Prabowo di atas, ya Ganjar. Sementara Anies-Muhaimin selalu di posisi bawah.

Belum ada lembaga survei menempatkan pasangan Amin di atas. Selalu nomor buncit. Seperti tak ada harapan menang.

Tiba-tiba hari ini ada lembaga survei seperti melawan arus. Melawan hasil lembaga survei mainstream. Prof Dr Didin Demanhuri, Guru Besar Riset Independen IPB Bogor diam-diam tanpa gembar-gembor melakukan survei.

Hasilnya, dari 34 provinsi, hanya 3 provinsi saja yang kalah. Selebihnya menang. Anis posisi di atas alias menang. Sayangnya, dalam video yang viral beredar itu tidak ditampilkan grafik suara. Juga tak bisa dipastikan apakah itu benaran survei dari Gubes IPB itu. Videonya sudah banyak digoreng. Anies lah pemenang Pilpres 2024.

Jangan pula disalahkan, pendukung masing-masing Capres juga mengkapital hasil survei yang menguntungkan. Kalau di survei unggul, disebarluaskan.

Bila perlu diiklankan. Kalau kalah, dicari kesalahannya, apakah valid atau abal-abal atau pesanan.

Itu sebabnya saya katakan tadi, makin ke sini, survei yang bertemakan independen, makin beda-beda hasilnya. Padahal, orang yang disurvei, orang Indonesia yang dipilih acak.

Cukuplah, peristiwa sujud syukur gara-gara survei terjadi sekali. Jangan sampai terjadi lagi.

Malu sedunia wak.

#camanewak