Gencarkan Sosialisasi ASO, Kemenkominfo RI Gandeng Organisasi Media

FOTO : Saat dilaksanakan zoom meeting dengan berbagai organisasi media dan wartawan (Ist)

JAKARTA – radarkalbar.com

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI terus gencar menggelar sosialisasi migrasi TV Analog ke TV Digital melalui program Analog Switch Off (ASO) dari waktu ke waktu. 

Tak cukup sampai disitu, Direktorat Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo RI Republik Indonesia (Kemenkominfo RI) bekerja sama dengan Tim Pokja Edukasi dan Komunikasi Publik Analog Switch Off (ASO) menggandeng sejumlah organisasi media online. Tujuannya untuk mensosialisasikan dan memberi pemahaman kepada masyarakat terkait ASO atau migrasi TV analog ke TV digital.

“Sosialisasi telah dilakukan dengan cukup masif agar secara bertahap warga beralih dari TV analog ke TV digital. Namun nyatanya tidak semua warga mengerti dan sadar akan pentingnya migrasi TV analog ke TV digital ini. Hasil survei pada Maret 2022 menunjukkan baru 60 persen warga yang mengerti soal peralihan dari TV analog ke digital,” ungkapnya Staf Khusus Menteri Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti saat bimbingan teknis (bimtek) Journalist Fellowship Media Online, Senin (23/5/2022).

Menurut Niken, ASO adalah satu dari sekian upaya pemerintah dalam percepatan digitalisasi khususnya di sektor pertelevisian Indonesia. Dimana Indonesia menjadi salah satu negara yang tergolong lambat dalam peralihan TV analog ke digital, bila dibandingkan negara-negara di Asia Pasifik lainnya, sehingga berbagai terobosan dilakukan sebagai upaya percepatan.

“Nha, di Jerman pada 2009 sudah beralih ke digital. Singapura, Malaysia dan Brunei pada 2019 lalu. Indonesia dan Timor Leste memang yang terlambat untuk kawasan Asia Pasifik,”bebrnya.

Untuk itu kata Nken, salah satu alasan pihaknya menggandeng organisasi pers dan media seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) untuk memberikan pencerahan dan atau pemahaman terkait keunggulan tv digital. Sekaligus untuk membantu menyebarluaskan informasi terkait pemberlakuan ASO.

“Masyarakat mengira TV digital berbayar, pakai kuota internet. Tidak, bahkan untuk keluarga miskin tidak perlu membeli Set Top Box atau penangkap siaran Tv digital. Nantinya, Set Top Box atau STB akan diberikan secara gratis by name by adress sesuai data yang ada,”ujarnya.

Dijelaskan, adapun keuntungan siaran TV digital ketimbang analog adalah soal kwalitas tayangan. Untuk TV digital layar lebih bersih, suaranya tanpa noise, lebih banyak kanal dan tentu perangkatnya juga terjangkau.

Saat sesi tanya jawab, ada wartawan peserta Bimtek bertanya terkait fungsi kontrol jurnalis/media? Niken menegaskan kerjasama Fellowship ASO tidak menutup fungsi kontrol media berupa kritik konstruktif.

“Jadi kerjasama ini pada prinsipnya tidak mengikat. Silakan kalau ada yang mau dikritik. Tapi tolong dengan bahasa yang tak mencaci atau memojokkan. Kalau ada yang kurang pas, mohon cepat beritahu kami sehingga kami cepat melakukan pembenahan,” cetusnya.

Niken menambahkan, Kemenkominfo RI telah melakukan penghentian TV analog secara bertahap. Untuk tahap pertama telah dilakukan pada 30 April 2022 di 56 wilayah layanan. Selanjutnya tahap kedua akan dilakukan pada 25 Agustus 2022 di 31 wilayah dan terakhir pada 2 November 2022 di 25 wilayah se-Indonesia.

Diketahui, peralihan TV analog ke digital mendapat respon positif dari berbagai organisasi media. Satu diantaranya datang dari Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan SMSI Pusat, Retno Intani.

Menurut Retno, perubahan ke dunia digital sudah tidak bisa ditolak lagi saat ini, harus diterima secara adaptif dan ini juga sekaligus sebagai tantangan media online untuk lebih meningkatkan kualitasnya.

Sementara, hadir dalam Bimtek Journalist Fellowship ASO yang digelar secara daring daring melalui zoom itu, menghadirkan narasumber Direktur Penyiaran Ditjen. Peenyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kemenkominfo Geryantika Kurnia, Direktur Pengembangan Pita Lebar Ditjen PPI Kemenkominfo Marvel Sitomorang dan akademisi pertelevisian Indonesia Agus Sudibyo. Kemudian hadir pula perwakilan PWI Nurjaman Muchtar, Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut dan perwakilan dari JMSI Mahmud Marhaba.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pewarta : Tim redaksi