Relawan BARAS Simpati Kepada Peladang Terseret Dugaan Kasus Hukum Karhutla

Sekadau,radar-kalbar.com-Kasus hukum terhadap 6 orang peladang terduga pembakaran hutan dan lahan, saat ini sedang bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Sintang.

Banyak kalangan yang menilai kasus hukum terhadap peladang ini sebagai bentuk kriminalisasi bagi para pencari makan di hutan.

“Senin tanggal 24 Pebruari 2020, enam orang tersangka menjalani sidang di Pengadilan Negeri Sintang,”kata Ngalapati salah seorang simpatisan peladang dari Relawan BARAS kepada awak media Senin (24/2/2020) di Sekadau.

Ngala Pati dan seluruh relawan Aron -Suban ikut hadir dalam sidang tersebut untuk memberikan suport kepada enam peladang.

Namun, support yang berikan kepada para peladang sebagai bentuk empati kami terhadap petani yang mengais rejeki di hutan, atau yang kerap di sebut peladang.

“Pagi ini kami akan berangkat ke Sintang untuk menberi support kepada 6 peladang tersebut,”ucap Ngala.

Dengan harapan, dukungan kami dari relawan BARAS Sekadau, dapat menjadi bahan pertimbangan Hakim dalam mengambil keputusan, pada sidang putusan nanti. Kendati hari ini memang belum sidang putusan.

Artinya masih ada sidang lanjutan, yang jelas sebagi sesama anak peladang kami tetap memberikan dukungan mental kepada para peladang yang sedang duduk dikursi pesakit.

Karna menurut Ngala sapaan akrabnya peladang adalah sebagai sumber penghasilan bagi keluarga.Jadi, kalau sampai mereka di kriminalisasi,artinya sudah ada satu keluarga yang kehilangan tulang pungung.

Mewakili tim BARAS Ngala berharap,agar pemerintah pusat atau pihak yang berwenang membuat undang-undang tentang Karhutla, agar di tinjau ulang soal UU tersebut.

Sebab, menurut hemat Ngala, petani perlu dibina bukan sebaliknya.