Terabsurd, KPK Ralat Tersangka

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat]

HANYA bisa geleng-geleng kepala. Kok bisa KPK blunder. Sudah tersangka, lalu diralat. “Perraak..!” kate budak Pontianak.

Bumi gonjang-ganjing, langit kelam. Baru sehari dua menjabat, komisioner baru KPK bikin geger. Wak, ini lembaga hukum atau stand-up comedy? Mereka dengan gagah menyebut ada dua tersangka di kasus CSR Bank Indonesia.

Besoknya? “Maaf, salah ingat.” Wah, ini bukan kejutan, ini mah genre baru!

Bayangin ini, ya. Pak Deputi bilang, “Ada dua tersangka.” Media langsung panas, grup WhatsApp rame. Publik mulai ngegosip, “Siapa nih? Jangan-jangan pejabat anu!”

“Jangan-jangan politisi yany dipecat.” Jangan-jangan kader biru.” Tapi dua hari kemudian, “Eh, sori-sori, nggak ada tersangka kok. Deputi kami ngelantur.”

Ngomong-ngomong, gimana ceritanya Deputi penindakan bisa salah ingat kasus? Ini bukan ngurus bon utang di warteg, bos! Ini soal hukum negara! Masa iya, abis ngomong ke publik, baru sadar, “Oh iya, itu mah kasus lain, ya.” Lha, terus kami ini percaya sama siapa? Dukun?

Lalu muncullah istilah baru, sprindik kosong. Ternyata, KPK bikin surat perintah penyidikan tanpa nama tersangka.

Katanya, ini strategi khusus. Wah, pinter bener strateginya! KPK ini lembaga hukum atau klub sulap? “Abrakadabra, tersangkanya hilang!”

Jubirnya bilang ini “opsi.” Ya ampun, selama ini publik kira KPK itu tukang ungkap kasus, ternyata tukang pilah-pilih opsi. Kalau kayak gini terus, besok-besok kita bakal denger, “Tersangka sementara kami tunda karena sedang diskon akhir tahun.”

Kita harus apresiasi Deputi ini. Nggak semua orang bisa bikin suasana hukum di negeri ini jadi segokil ini. Kalau gagal di KPK, dia bisa daftar Indonesia’s Got Talent. Dengan bakat salah ingat dan ralat publik, dia pasti lolos audisi!

Publik cuma bisa melongo. Ini KPK beneran serius kerja, atau lagi syuting plot episode “Hukum Tak Gentar?” Jangan-jangan minggu depan ada season 2, judulnya: “Tersangka Baru, Fakta Lama.”

Kepada Deputi KPK, saran saya cuma satu, minum vitamin otak. Jangan sampai gara-gara lupa, publik jadi mikir, “Oh, ini KPK singkatannya apa ya? Komedi Publik Korupsi?”

Lembaga sebesar ini kok bisa selevel acara ngarang bebas. Kalau terus begini, saya yakin, di masa depan, KPK bakal bikin inovasi baru, Sprindik hologram.

Semangat, KPK. Jangan bikin kami ketawa terus. Kami ingin keadilan, bukan drama ala FTV. Kalau salah ngomong lagi, mungkin publik akan mulai mikir, “Apa kita perlu KPK baru buat ngawasin KPK lama?”

Mari kita doakan KPK. Semoga tahun depan nggak rilis kasus dengan tagline “Siapa Tersangka? Tebak dan Menangkan Hadiah Menarik!”

#camanewak