Anies-Muhaimin Menang Beda Sendiri

Oleh : Ketua Satupena Kalimantan Barat, Dr. Rosadi Jamani

INI BUKAN HOAKS. Semua televisi menampilkan real count KPU, 02 unggul di atas 57%.

Kecuali CNN. Di tv ini, pasangan Anies Baswedan malah unggul 57,34%. Pasangan 02 hanya 23,69% dan 03 hanya 16,69%.

Total suara masuk 72,37%. Dengan hasil ini, pasangan 01 jadi pemenang cukup satu putaran. Ini sumber CNN lho, bukan media abal-abal.

Gara-gara CNN suhu politik yang mulai dingin, panas lagi. Kubu 01 beranggapan, CNN media paling jujur.

Tak ayal, data CNN membanjiri medsos dan WA. Viral di mana-mana. Data yang ditampilkan oleh KPU dianggap sudah dimanipulasi. Begitu juga di media lain. Yang benar, data yang ditampillan CNN.

Kalian pasti menonton potongan video CNN itu. Saya juga sudah. Karena disiarkan oleh CNN, semua percaya. Tak mungkin media besar melakukan salah data.

Apalagi data suara itu sangat riskan bila salah. Sangat ceroboh bila media kelas dunia itu melakukan salah tayang.

Ternyata, benar. CNN melakukan rilis resmi, ada kesalahan teknis. Mereka meminta maaf. Lalu, data kembali diperbaiki. Yang unggul 02, bukan lagi 01. Namun, terlambat. Kesalahan sudah viral, sementara rilis permintaan maaf salah tayang, selambat jalan keong.

Tetap saja pendukung 01 percaya data dari CNN sebelum ditarik. Mereka justru malah curiga, CNN ditekan agar menampilkan data sama dengan data suara KPU dan media lainnya.

CNN walau sudah minta maaf, namun tak bisa serta-merta menghentikan viral potongan videonya. Data CNN sudah kadong dianggap benar. Sementara data dari media lain dianggap sudah dimanipulasi. Begitu kecurigaan para pendukung 01. Mereka terus memviralkan video itu.

KPU sendiri selalu mengeluarkan ayat sucinya, “Suara yang sah hasil hitung manual berjenjang. Bukan Sirekap atau dari media.” Percuma saja berdebat soal Sirekap, selvernya di Singapore-lah, ada penggelembungan suara lah, dsb. KPU tetap enjoy, hitung manual yang sah. Sirekap hanya alat bantu. Ya, alat bantu yang menghabiskan triliunan rupiah.

Pada akhirnya, semua menunggu keputusan final KPU. Dari hasil keputusan itulah nantinya bisa dilakukan gugatan ke Bawaslu atau MK.

Mungkin 01 dan 03 yang merasa paling banyak dirugikan sudah mengumpulkan segala bukti dan saksi. Di MK tempat membuktikan segala kecurangan yang berseliweran di medsos.

Bila tidak bisa dibuktikan, tanda Pemilu 2024 tidak ada kecurangan. Hanya ada kekalahan dan kemenangan.

#camanewak