Permintaan Bahrain Ditolak FIFA

Oleh : Rosadi Jamani [Ketua Satupena Kalimantan Barat]

SIAPA sangka, negara kaya minyak seperti Bahrain bisa gemetar hanya karena diserang netizen Indonesia? Baru netizen, apalagi kalau Presiden Prabowo yang ngamuk, bisa terkencing dalam celana itu negara songong.

Begini ceritanya, wak! Bahrain yang terkenal dengan panas gurun dan balapan Formula 1 tiba-tiba merasa angin dingin saat mendengar akan bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).

Iya, mereka mengirim surat, semacam surat cinta takut-takut, ke AFC dan FIFA. Mereka memohon supaya laga Timnas vs Bahrain dipindah.

Katanya, takut kalah sama supporter garis keras +62, takut sama laser, atau mungkin takut sama bayangan K-popers yang bisa mendadak bikin koreografi di tribun.

Bayangkan, sebuah negara yang selama ini adem ayem tiba-tiba merasa seperti mau dijemur di tengah lapangan sepak bola Jakarta. Mereka dengan tegas menyampaikan kekhawatiran ke AFC, “Tolong, kami tidak siap berhadapan dengan kekuatan SUGBK.

Apalagi dengan netizen +62 yang tak kenal ampun!” Mungkin dalam hati mereka, stadion netral yang ideal itu ada di Antartika, di mana satu-satunya yang bersorak hanyalah penguin.

Sayangnya, AFC dan FIFA, yang sudah terbiasa dengan permintaan aneh, kali ini memutuskan, “Maaf, ini sepak bola, bukan hide and seek.”

AFC dan FIFA dengan tegas menolak permintaan memalukan ini. Alasannya jelas, aturan halaman 22 (iya, mereka sampai ngitung halaman) menyatakan pertandingan harus tetap di negara yang sama. Apalagi ini pertandingan besar.

Meskipun Bahrain berharap pertandingan dipindahkan ke, entah, Mars mungkin, AFC cuma bisa nyengir dan bilang, “Maaf, bos, aturan tetap aturan.” Kalau mereka ngotot juga, paling sanksi menanti.

Itu artinya, mereka bisa kena teguran, denda, atau yang lebih parah, didepak dari ajang internasional. Ya ampun, mau cari aman malah terjebak.

Bukannya ngasih simpati ke Bahrain yang tampaknya mulai siap-siap packing untuk kabur, FIFA malah angkat dagu dan bilang, “Sini, lawan!”

Dalam bahasa FIFA, ini artinya: “Mau pindah? Ya silakan, tapi pertandingannya tetap di Indonesia, ya! Mau di SUGBK atau stadion lain, pokoknya kalian tetap harus ke sini.”

Tampaknya, FIFA ini paham betul kalau vibes SUGBK itu bikin jantung lawan berdetak lebih kencang. Bukan karena takut kalah, tapi karena supporter kita bisa bikin lawan merasa seperti main di Planet Gliese 581c.

Mari kita bahas tentang pelaku utama di balik semua drama ini, netizen +62. Jangan main-main! Serangan mereka bukan cuma bikin trending di medsos, tapi sampai bikin satu negara ketar-ketir.

Lihat Bahrain yang sampai minta pindah? Itu baru contoh kecil. Dengan gaya savage, mereka mention FIFA, AFC, bahkan pemain Bahrain satu-satu, mungkin sambil ngirim sticker harimau ngamuk. “Oh, kalian takut? Ya sudahlah, sini main di Antartika aja, biar dingin,” tulis salah satu komentar.

Tapi, begitulah kita. Ganas di dunia maya, super cinta di dunia nyata. SUGBK memang keras, tapi jangan lupa, kalau tim tamu fair play, penonton di sana bisa juga memberikan apresiasi. Ya, asalkan nggak main drama di lapangan, bisa amanlah.

Bahrain, Selamat Berjuang di SUGBK. Buat Bahrain, kalau kalian tetap mau ngeluh atau takut menghadapi sorakan penonton +62, mungkin bisa siapin mental lebih tebal.

Toh, FIFA dan AFC sudah kasih sinyal kuat, “Tetap di Indonesia, main bagus aja.” Sementara netizen +62 mungkin sudah siap dengan hashtags dan memes baru buat menyambut kalian di laga nanti. Selamat berjuang!

#camanewak