FOTO : DR. Rosadi Jamani (Ist)
Oleh : DR. Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalbar
CERITA ijazah palsu Jokowi, rasanya sudah bosan. Dah malas baca atau nontonnya. Tak habis-habis. Macam Drakor yang serinya tak berujung.
Jangankan warga, hakim yang menyidangkan ijazah palsu itu “dah tak kuase” kate budak Pontianak. Egi Sujana cs yang kesal dan marah-marah pada hakim dianggap angin lalu.
Di tengah kebosanan soal ijazah palsu, eh ada muncul ijazah palsu jilid dua. Bukan ijazah palsu Jokowi lagi yang heboh atau viral, eh ijazah anaknya, Gibran Rakabuming dihantam isu sama, ijazah palsu.
Pada 16 November 2023,
suara.com memberitakan “Dokter Tifa Tuduh Gibran Pakai Ijazah Palsu, Analisa Anak Jokowi Cuma Kursus di Australia”. Akibat berita itu, ramai deh soal ijazah palsu lagi.
Padahal, sebelumnya udah adem. Siapa pemicunya? Dokter Tifa. Dalam beberapa hari ini lewat akunnya di twitter @DokterTifa selalu mempersoalkan ijazah Gibran. Cawapres Prabowo justru santai. Bahkan, minta fotonya saat menerima ijazah dianalisis, apakah asli atau editan.
Siapa tak kenal Dokter Tifa, orang yang dikenal sebagai pembenci utama Jokowi. Ia sangat konsisten memilih beroposisi. Ketika ia mendapat data bahwa Gibran diduga gunakan ijazah palsu, seolah-olah dapat amunisi baru untuk menyerang trah Jokowi.
Cuitannya pun ditanggapi beragam oleh netizen. Ada yang bilang, “Buah jatuh tak jauh dari batangnya.” Ada juga bilang, “Udah kehabisan bahan ya, sampai ijazah pun dipersoalkan.”
Ada yang mendukung agar ijazah Gibran diungkap, apakah benar atau asli. Ada yang malah menganggap itu sebuah kelucuan. Ya, namanya netizen, orang yang maha benar.
Dokter Tifa sedang menikmati segala bullian atau caci maki soal ijazah palsu Gibran. Ia tetap cool. Mungkin, karena sudah biasa atau memang itu pekerjaannya.
Ia enjoy saja menghadapi orang yang menghujatnya. Kalau saya mungkin tak bisa tidur. Takut wak, soalnya bukan anak presiden.
Jelang Pilpres dan Pemilu selalu ada isu menarik. Belum lagi cerita lapor-melapor antar pendukung Capres. Dikit-dikit lapor polisi. Kalau diturutkan, bisa kewalahan polisi memenjarakan orang.
Suhu politik panas, iya memang panas. Panas itu sering merembet di grup WA. Kadang rasa mau ketawa lihat anggota grup berbalas pantun soal dukungan. Ujung-ujungnya ada yang manas.
Bagi yang merasa cerdas, abaikan saja segala isu negatif. Cukup sekadar tahu saja. Jangan baper atau dibawa dalam mimpi.
Pertandingan sudah dimulai, tinggal kita tonton sambil minim kopi. Pemain yang curang, jangan dipilih. Itu saja sih. Selamat menikmati malam minggu wak.
#camanewak