Serikat Media Siber Indonesia Turut Mendoakan Prof Azyumardi Azra

FOTO : Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra (berpeci bundar, dan berbaju batik) didampingi antara lain Ketua Umum SMSI Firdaus (sebelah kanan, mengenakan peci hitam dan setelan jas), dan sebelah kiri Anggota Dewan Pers Asmono Wikan dalam pertemuan dengan pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Gedung Dewan Pers, Jakarta pada Jumat (12/8/2022). (Dokumen SMSI)

Pewarta : Rilis SMSI Pusat

Editor : redaksi

JAKARTA – radarkalbar.com

SELURUH jaringan grup media sosial masyarakat pers di seluruh Indonesia bergetar, sahut-menyahut ketika baru ada sepotong kabar yang mengkhawatirkan terhadap Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra, Jumat sore (16/9/2022).

Cendikiawan muslim itu dikabarkan mengalami batuk-batuk di atas pesawat yang ditumpanginya menuju Malaysia, dan segera dilarikan ke rumah sakit setibanya di bandar udara di Kuala Lumpur.

Beberapa WhatsApp (WA) Group Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tidak henti-hentinya saling mengabarkan dan iringan doa.

Begitu pula Grup WA Dewan Pakar SMSI, grup Lintas Provinsi, SMSI Pusat dan Provinsi. Kemudian WAG antar organisasi pers di lingkungan Dewan Pers. Semua saling tanya dan memberi informasi.

Ketua Bidang Pendidikan SMSI Pusat, Dr Retno Intani ZA, MSc melalui WA-nya tampak kebingungan mencari tahu alamat keluarga Prof Azyumardi, karena ia mendapat pesan dari rekannya di Malaysia agar menyampaikan kabar terkait kondisi kesehatan Azyumardi yang kini berusia 67 tahun itu.

Informasi yang tersebar terakhir memberi kepastian, Azyumardi Azra terpapar Covid-19. Virus Covid-19 baru diketahui menyerang tubuhnya ketika dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Serdang, Malaysia, dimana ia dilarikan pada Jumat (16/9) petang.

Azyumardi mengalami batuk-batuk dan sesak napas di pesawat dalam perjalanan menuju Malaysia.

“Kita doakan Bapak kita, Azyumardi Azra segera mendapat pengobatan yang terbaik di Malaysia, dan mudah-mudahan segera sembuh, dan bisa beraktivitas bersama kita seperti sediakala,” kata Ketua Umum SMSI Firdaus dalam pesannya yang disampaikan, Sabtu (17/9).

Pesan serupa juga disampaikan oleh Hendry Ch Bangun, Hersubeno Arief, Ahmad Mukhlis Yusuf, Banjar Chaerudin, keempatnya dari Dewan Pakar SMSI, dan Aat Surya Safaat (Ketua Bidang Luar Negeri SMSI), serta jajaran penasehat dan pengurus SMSI antara lain Ervik Ari Susanto, Fajar, dan Yono Hartono.

Hingga Sabtu siang, Azyumardi Azra masih dalam perawatan di rumah sakit di Malaysia. Dalam keterangan pers Dewan Pers, menjelaskan, Prof Azyumardi Azra memang sedang melakukan kunjungan ke Malaysia, ketika terjadi gangguan kesehatan. Saat itu Prof Azra hendak mendarat di Bandara Kuala Lumpur.

“Saat ini beliau sedang menjalani perawatan dan dalam pemantauan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia,” demikian keterangan pers yang disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers M Agung Dharmajaya.

Selanjutnya Agung melalui keterangan pers yang diterima Mohammad Nasir, Sekretaris Jenderal SMSI, memohon doa kepada masyarakat Indonesia agar Prof Azra tertangani dengan baik dan segera kembali sehat.

Caratan wartawan senior Ilham Bintang yang dimuat berbagai media, Sabtu (17/9) mengungkapkan, ketua Dewan Pers itu awal minggu ini mengadakan kunjungan kerja di Sumatera Barat. Ia sempat ke Bukittinggi dan mengunjungi keluarganya di Batusangkar sebelum bertolak ke Malaysia melalui Jakarta. Hari Sabtu ini, sedianya mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) tersebut jadi salah satu pembicara dalam seminar internasional di Selangor bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim.

Menurut catatan Website dewanpers.or.id, Azyumardi Azra, yang lebih akrab dipanggil Prof Azra, terpilih sebagai anggota Dewan Pers 2022 – 2025 dari unsur tokoh masyarakat.

Ia kemudian didapuk menjadi Ketua Dewan Pers pada periode ini. Karir pendidikan tingginya ia awali di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982.

Setelah memperoleh beasiswa Fullbright, Prof Azra meraih gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University pada 1988.

Ia juga mendapatkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan meraih gelar MA keduanya pada 1989. Pada 1992, ia menambah gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul “The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries.”

Kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.

Sebelumnya, ia pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 – 1985). Pada tahun 1994 – 1995, Prof Azra mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.

Pakar demokrasi dan Islam ini juga pernah menjadi professor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia, pada tahun 1997. Prof. Azra juga merupakan anggota Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997 dan 1999.

Sejak Desember 2006, ia menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992 – sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).

Prof. Azra merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004 – 2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004 – 2009).

Semangat Prof, semoga lekas sembuh. Semua kalangan pers di Indonesia, termasuk keluarga besar SMSI turut mendoakan semoga lekas pulih seperti sediakala. (***)