Pamsimas Tak Berfungsi, Warga Tapang Perodah Gusar

Sekadau,radar-kalbar.com-Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia. Program ini dilaksanakan di wilayah pedesaan dan pinggiran kota.

Air merupakan sumber kehidupan dan kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditawar-tawar, karena itu, setiap manusia harus mengkomsumsi air yang layak dan benar-benar bersih.

Maka, Pamsimas sebagai jawaban untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sayangnya, kegiataan Pamsimas di Desa Tapang Perodah yang di bangun tahun 2019 dengan dana Rp 210 juta rupiah sama sekali tidak berfungsi dengan baik,sehinga air bersih yang di ambil dari air terjun Pelabuh Bindang, proyeknya gagal total,alias tak bermanfaat,sehingga warga disana tetap mengkomsumsi air sungai dan sumur.

Dikonfirmasi kepada kepala Desa Tapang Perodah, Cantong mengakui bahwa proyek Pamsimas di desa tersebut tidak berhasil, sebab air dari sumber induk melalui pipa induk yang seharusnya masuk ke resepoar tidak tercapai, sehingga aliran air tidak terkendali dengan baik.

“Pekerjaan itu sudah menyimpang dari spek yang seharusnya, sehinga resepoar yang berukuran 2,5 cm dengan tinggi 2.0 cm yang dibangun tapi tak berfungsi,” ungkapnya Jumat (14/3/2020) melalui telpon seluler

Kedepan lanjut Cantong, sebagai kepala desa dirinya tidak ingin ada pembangunan yang sia-sia seperti ini.

“Sia-sia buang-buang uang negara namun tidak berfungsi dengan baik,” cetusnya.

Sementara itu Ketua BPD Desa Tapang Perodah, Pinus Jenal kepada para awak media mengatakan, pembangunan Pamsimas di Desa Tapang Perodah memang tidak sesuai harapan, karena air yang seharusnya mampu mengcaver kebutuhan 40 kepala keluarga (KK) di Dusun Tapang Perodah tidak terealisasi.

“Karena pembanguan tidak sesuai dengan spek, atau juknis, sebagai contoh resepoar tidak bergungsi sama sekali,”kata Jenal.

Karena seharusnya, kalau memang pembangunan itu sesuai juknis atau spek awal, maka seharus air dari sumber induk harus di tampung di resepoar dulu, kemudian dari resepoar itu air baru di distribusikan ke rumah tangga masing-masing.

“Begini seharusnya juknis pembangunan Pamsimas, baru bisa berfungsi dengan baik,” timpalnya.

Mirisnya lagi sambung Jenal, seharusnya pembangunannya Pamsimas melalui swakelola, namun dalam prakteknya pekerjaan tersebut dikerjakan oleh peorangan atau dengan kata lain penyedia jasa.

“Dari sini sudah nampak jelas bahwa dari awal pengerjaan Pamsimas di Desa TP. Perodah sudah menyimpang,” bebernya.

Sementara,  dikonfirmasi kepada petugas Pamsimas Sekadau,Hamid sebagai CODC, ia mengatakan pihaknya memang sebagai pemdampingan kegiataan tersebut.

“Pendampingan kita lakukan mulai dari perencanaan, sampai selesai,”ujarnya.

Ditanya kapan selesai pembangunan Pamsimas di Tapang Perodah?Ia mengatakan sejak bulan Desember tanggal 16 tahun 2019. Pembangunannya
sudah selesai.

Diakui Hamid, setelah selesai pembangunan Pamsimas di Desa Tapang Perodah memang ada kendala, karena masyarakat sepertinya kurang memperhatikan juknis dan juklak, bahkan mereka mengambil air langsung ke pipa induk,sehingga air tidak bisa masuk ke resepoar.

“Kita masih menunggu panggilan dari warga untuk merunut masalah tetsebut secepatnya,”kata Hamid.

 

 

 

 

 

 

 

Pewarta : Sutarjo.

Editor : Sutarjo.