Kasus Kekerasan Anak Meningkat Tiap Tahun, Ini Kata Bupati Sanggau

POTO : Bupati Sanggau Paolus Hadi saat meresmikan Puspagama Sama Duli Anak ditandai dengan membuka tirai sekretariat yang berlangsung di MPP, Rabu. (Abin).

radarkalbar.com, SANGGAU – Kasus kekerasan terhadap anak meningkat di Kabupaten Sanggau tiap tahunnya. Kondisi ini menjadi atensi Pemkab Sanggau kedepan.

Bupati Sanggau Paolus Hadi mengaku galau ketika melihat kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat setiap tahunnya.

Hal itu diungkapkan pria yang akrab disapa PH ini saat melaksanakan launching Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) dan Sanggau Bermartabat Peduli Anak (Sama Duli Anak) berlangsung di lantai dua Mall Pelayanan Publik (MPP) jalan Pancasila Kelurahan Ilir Kota, Rabu (17/2/2021).

“Kita melaksanakan launching Puspagama Sama Duli Anak. Dan kita juga sudah punya psikolog untuk itu,” ujarnya.

Menurut PH kondisi ini  bukan hanya menjadi tanggungjawab dari pemerintah daerah dalam hal ini dari bupati dan jajarannya. Tapi juga kerjasama semua pihak untuk mewujudkan Kabupaten Sanggau ramah anak.

“Peran teman-teman forkompimda dan intansi vertikal yang ada disini. Mengapa?, karena mereka juga punya tanggungjawab untuk memastikan rakyat Indonesia ini, terutama anak-anak agar tidak banyak menjadi korban. Sehingga dibentuklah Puspaga ini dan ini tempat pusat pelayanannya. Nah, untuk sekarang disini tempat pelayanannya dan memang harus mulai, tetapi nanti saya minta untuk Puspaga ini ditempat di Antong Ngelayan,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsosp3akb) Kabupaten Sanggau, Aloysius Yanto mengatakan tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak. Sebab, anak merupakan bagian dari warga negara yang memiliki hak yang sama dengan orang lain. Dan hak anak merupakan hak asasi manusia yang harus dijamin dan dilindungi bukan hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh non pemerintah, antara lain dunia usaha, media massa.

Ia juga membeberkan data kekerasan terhadap anak tiga tahun terakhir yang terus mengalami peningkatan. Tahun 2018 terjadi 21 kasus, tahun 2019 naik menjadi 32 kasus, dan tahun 2020 naik lagi menjadi 46 kasus.

“Angka ini menunjukan kasus kekerasan terhadap anak khususnya di Kabupaten Sanggau semakin mengkhawatirkan dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi kita semua dalam memberikan perlindungan anak – anak di Kabupaten Sanggau,” ungkapnya.

Kasi Pemenuhan Hak Anak DiNSOSP3AKB Kabupaten Sanggau, Pratiningsih sekaligus Psikolog Puspaga Sama Duli Anak menyampaikan sudah banyak yang dilakukan sebagai upaya mengantisipasi, dan menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Seperti yang disampaikan Pak Bupati  cenderung meningkat terkait kasus kekerasan kepada perempuan dan juga anak. Tetapi karena pengetahuan masyarakat sudah tau ketika dipukul maka harus ngelapor. Nah, seperti itulah kenapa angkanya menjadi meningkat,” kata Pratiningsih.

Upaya – upaya yang sudah dilakukan untuk mencegah hal tersebut juga sudah banyak.
Dimana diantaranya melakukan sosialisasi ke desa-desa/kelurahan fokus. Kemudian berdasarkan mapping yang dimana daerah-daerah yang kasusnya terbanyak.

“Untuk di tahun 2020 ini yang terbanyak adalah daerah Kecamatan Mukok. Nah, kedepan setelah kita melihat ternyata daerah Mukok yang paling banyak kasusnya, maka kedepan kita akan lebih gencar disana untuk melakukan sosialisasi,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

Pewarta : Abin.

Editor : Sery Tayan.