Brunei Dibantai 8-0, Raven Gacor Cetak Enam Gol

FOTO : Jens Raven salah seorang pemain timnas Indonesia [ ist ]

MUNGKIN banyak menganggap kemenangan 8-0 atas Brunei, hal biasa. Karena, Brunei belum lepas dari julukannya “Lumbung Gol.”

Timnas yang dilatih Gerald Vanenburg memulai debut dengan indah. Hal menarik, gacornya Jens Raven mencetak enam gol. Siapkan kopinya lagi, wak!

Jens Raven, anak muda berdarah Belanda yang sepertinya diturunkan langsung dari langit Eropa pakai angin kiriman Van Helsing. Ia berubah menjadi makhluk mitologis di lapangan bola.

Bukan cuma striker, dia adalah reinkarnasi gabungan antara Wiro Sableng, Zorro, dan Naruto dalam satu tubuh yang berkaki dua tapi berkekuatan delapan!

Gawang Brunei yang dijaga Khairul Hisyam lebih mirip gawang virtual di PlayStation. Dijebol seenaknya oleh Raven seolah dia punya cheat code Unlimited Goalz.

Baru dua menit berjalan, Jens Raven sudah merobek jaring lawan seperti membelah durian. Assist dari Muhammad Hannan begitu lembut, seperti cinta pertama yang tak kesampaian. Para penonton langsung jingkrak-jingkrak, sebagian lupa kalau tadi baru diomelin mertua soal utang lebaran.

Brunei bermain dengan formasi 4-4-2, tapi di lapangan lebih mirip formasi 4-4-tidur. Serangan Garuda Muda datang dari segala penjuru mata angin, utara, selatan, bahkan dari dimensi lain. Seakan-akan Brunei tidak sedang bermain bola, tapi sedang ikut pelatihan kerja paksa bertahan selama 90 menit.

Menit ke-9, Raven kembali mencetak gol. Menit ke-20, Arkhan Fikri pun turut andil. Gawang Brunei berguncang seperti dinding rumah saat tetangga nyetel dangdut di speaker TOA.

Kiper Brunei, kasihan benar, tangannya lebih sibuk dari kasir Alfamart tanggal tua. Bahkan ada penonton yang mengusulkan agar penjaga gawang Brunei diganti dengan AI atau tiang listrik, karena hasilnya kemungkinan besar tetap sama.

Menit ke-31 dan 33, Raven menjebol lagi. Ini bukan laga bola, ini penyembelihan massal ala gladiator Roma kuno. Skor sudah 5-0 dan baru jam setengah jalan! Bahkan wasit mulai mempertimbangkan pensiun dini.

Minum kopi, makan pisang goreng, dan kasihani lawan, itulah aktivitas penonton kita. Menit 41, Raven lagi-lagi bikin gol dari titik putih. Bukan titik biasa, ini titik takdir buat Brunei. Lima gol dari satu orang. Di rumah-rumah, ibu-ibu mulai ngomong, “Nak, kalau nggak bisa sepintar Raven, ya nikahilah dia!”

Babak pertama selesai 7-0. Penonton mulai pesan bakso, soto mie, dan ada yang sempat bayar BPJS sambil nonton karena saking santainya.

Kiper Indonesia, Muhammad Ardiansyah, kemungkinan besar sedang belajar trading crypto di pojok gawang karena nihilnya serangan dari Brunei.

Masuk babak kedua, pelatih Brunei, Aminnudin bin Jumat, mungkin telah memberikan ceramah motivasional bertema “Hikmah dibantai” atau “Sabar adalah separuh pertahanan”.

Tapi tetap saja, anak-anak Brunei di lapangan lebih terlihat seperti habis ziarah kubur, lemas dan pasrah.

Menit 62, Raven lagi! Gol keenam! Ini bukan manusia biasa. Ini Raven, burung legenda. Penonton mulai bikin petisi agar wajahnya dicetak di uang seribu baru. Bahkan sebagian besar remaja putri Indonesia mulai unfollow cowoknya demi follow Raven.

Akhirnya, skor akhir 8-0. Penonton pulang dengan senyum puas dan batin bingung. “Apa tadi itu bola, atau festival horor untuk Brunei?” Grup A kini dikuasai Garuda Muda, sementara Malaysia… yah, Malaysia malah disikat Filipina 0-2, seperti ayam yang salah kandang.

Sementara itu di Brunei, Sultan sedang membuka Kitab Motivasi level tinggi sambil menatap langit malam. “Barangkali ini ujian… atau karma masa lalu saat kita menangis nonton sinetron Indonesia dulu.”

Raven bukan sekadar striker. Dia adalah filsuf bola, pendekar gol, dan mungkin, reinkarnasi makhluk setengah mitos setengah mitra Shopee. Garuda bukan hanya terbang, tapi mengepakkan sayapnya penuh ancaman. Sekali libas, lawan pulang sambil introspeksi hidup.

Yang belum nonton? Maaf, kalian sudah kehilangan pengalaman spiritual tingkat tinggi.

#camanewak
Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Share This Article
Exit mobile version