POTO : Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. SETPRES
PENGEMBANGAN Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara diminati swasta asing dan lokal. Predikat smart city yang ramah lingkungan dan rendah karbon membuat investasi di IKN bisa memperoleh value yang lebih tinggi.
Laris manis. Kabar baik itu disampaikan Presiden Joko Widodo di depan Forum 100 CEO, terkait isu progres Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Disebutkan, investor yang berminat menanamkan modal di kota baru itu bahkan berlipat kali dari ukuran bisnis yang tersedia. Investor swasta menyambut hangat proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Saya kaget, jajak pasar pertama oversubscribed sampai 25 kali, otoritas IKN juga kaget. Sehingga, kawasan inti langsung sudah habis,” kata Presiden Jokowi, dalam forum dialog 100 cheif executive officer (CEO), yang dihelat Group Media Kompas, Jumat (2/12/2022).
Presiden Jokowi pun menyampaikan tambahan kabar baik untuk para investor. Yakni, yang oversubcribed itu di Zona Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) I-A. Semacam kawasan Kebon Sirih kalau di Jakarta. Zona 1-B, yang ibaratkan sebagai kawasan Budi Kemuliaan, belum ditawarkan. Dalam waktu dekat ini, Zona KIPP 1-B akan dibuka proses penawarannya. Berikutnya adalah 1-C dan seterusnya.
Situasi oversubcribed juga bisa terjadi di KIPP I-B. Saat menyampaikan paparan peluang investasi di Kuala Lumpur, Kamis (1/12/2022), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun disambut antusias oleh pengusaha Malaysia. Ada 185 calon investor yang hadir, mulai dari pengusaha properti, perhotelan, industri, perdagangan, start up, industri, kesehatan, transportasi, hingga ke sektor energi.
‘’Kami akan siapkan karpet merah bagi investor yang berminat ke Kota Nusantara,’’ ujar Menteri Basuki Hadimuljono.
Kepada para calon investor, Basuki Hadimuljono juga menyatakan niatnya untuk mengajak mereka berkunjung ke IKN pada kuartal 2 atau 3 di 2023. Sejauh ini, selain dari Malaysia, investor yang menyatakan niatnya untuk ikut mengembangkan IKN datang dari Australia, Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara Eropa.
Mengapa tertarik? ‘’IKN Nusantara tidak ada duanya di dunia. Mana ada sekarang ini negara besar yang membangun ibu kota baru? Nggak ada, selain di Indonesia,” kata seorang pengusaha properti dari Jakarta.
Dia berpendapat, investasi properti, termasuk hunian, di IKN amat menjanjikan untuk jangka menengah dan panjang. ‘’Apa lagi, pemerintah menjamin bahwa hak pakai lahannya 80 tahun dalam bentuk hak guna bangunan (HGB). Sebagai kota baru yang akan tumbuh pesat, properti akan mengalami kenaikan harga yang tinggi dari waktu ke waktu,’’ kata pengembang hunian vertikal itu menambahkan.
Para investor itu juga meyakini IKN Nusantara itu adalah sebuah kota masa depan, yang dirancang dari nol. Bukan saja smart city, IKN Nusantara lebih dari itu. IKN Nusantara ialah kota yang efisian yang ramah, baik secara sosial dan lingkungan. IKN Nusantara juga menuju ke kota yang zero emission. Karena kota itu akan digerakkan dengan energi terbarukan.
Tidak ada asap knalpot yang mengepul hitam. Di pusat kota, indikator indeks cemaran udara akan terus di zona hijau. Akses terhadap segala layanan yang menjadi kebutuhan masyarakat akan lebih mudah dan adil. Para investor menganggap kota ini akan menjadi tujuan investasi global, karenanya mereka perlu masuk lebih dulu, sebelum orang lain datang.
Satu hal yang dianggap istimewa oleh para investor adalah bahwa 70 persen Kota Nusantara akan terdiri dari zona vegetasi. Bahkan, sebagian zona hijau itu akan dikembalikan menjadi hutan alam, wildlife. Bayangkan, sambil lari pagi orang bisa dengar siulan siamang, bekantan, atau uwa-uwa.
Di Kota Nusantara nantinya semua permukiman terjangkau oleh layanan transportasi umum yang nyaman, aman, dan tepat waktu. Air PDAM berkualitas drinkable. Ngebor sumur tidak perlu karena semua kebutuhan air akan dilayani dengan cadangan air permukaan, yakni dari bendungan sungai. Tidak ada cerita mengeksploitasi air tanah.
Dalam beberapa waktu ke depan, Kota Nusantara ini berpeluang menjadi kota yang sebagian besar energinya tercukupi dari energi terbarukan. Boleh jadi, dia akan menjadi ibu kota negara yang pertama di dunia, setidaknya di Asia, yang meraih predikat sebagai kota dengan net zero emission. Sementara itu, masih sulit membayangkan kota-kota seperti Tokyo, Seoul, Beijing, Hanoi, Manila, Kuala Lumpur, bahkan Singapura, bisa mencapai net zero emission.
Dalam tahap pertama, kota ini membutuhkan USD29 miliar atau Rp460 triliun. Jumlah, yang menurut Presiden Jokowi, tidak perlu membuat pemerintah grogi. Apalagi, investasi negara hanya 20–30 persen. Selebihnya swasta. Pada 2022 sampai 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan sekitar Rp43 triliun. Pada 2022 ini, baru Rp5 triliun yang teralokasikan ke IKN.
Perpindahan ibu kota negara ke Kota Nusantara di Kalimantan Timur dipercaya tak akan membuat pamor Jakarta serta-merta meredup. Jakarta diyakini akan tetap menjadi pusat ekonomi yang akan terus ramai dengan degup bisnisnya. Jakarta akan tetap menjadi destinasi arus kunjungan manusia, secara domestik, regional, maupun global.
Bagaimanapun Jakarta memiliki akar sejarah yang tak tergantikan. Gagasan tentang keindonesiaan disemai di Jakarta. Medan perjuangan Kemerdekaan Indonesia terhampar di Jakarta. Semuanya akan selalu tercatat dengan tinta emas dalam sejarah Indonesia.
Namun, perjuangan Bangsa Indonesia akan terus memerlukan simbol-simbol baru. Kota Nusantara adalah simbol baru itu, ketika Kota Jakarta tumbuh semakin tua dan kepayahan menanggung beban perkembangan zaman. Secara fisik, Jakarta juga telah tumbuh menjadi tubuh tua, gendut, dan tidak sehat.
Tumbuh di atas tanah aluvial yang muda, kondisi geologis Jakarta ternyata rentan. Sebagian wilayah kota telah ambles karena beban struktur, dan diperburuk oleh eksploitasi air tanah oleh warganya. Tanggul setinggi 3,5 meter kini sedang dibangun di sepanjang pantai utara Jakarta. Namun, di balik tanggul, perlu penataan ulang dan rekayasa teknis agar persoalan drainase bisa tertangani. Pompa-pompa besar harus dioperasikan.
Semakin lama ibu kota negara berada di Jakarta, beban akan semakin berat. Status ibu kota negara dan sekaligus pusat bisnis membuat Jakarta harus terus dikembangkan, dan itu terus mengundang urbanisasi. Bukan hanya di Jakarta, melainkan melebar ke seluruh Jabodetabek yang kini dihuni 30 juta manusia. Kawasan ini akan terus semakin padat dan sarat dengan berbagai masalah.
Jakarta yang maju, modern, dan canggih adalah mimpi lama. Namun, kini generasi baru Indonesia memerlukan simbol baru berupa IKN yang menunjukkan kota yang berkemajuan, berkebudayaan, seimbang, ramah lingkungan, setara, dan berkeadilan. Gagasannya IKN itu pun didukung parlemen dengan hadirnya UU nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. (Indonesia.go.id)
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari