FOTO : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. H. Harisson, M.Kes (Ist)
Pewarta : Zen Zentha Zentara SE
radarkalbar. com, PONTIANAK – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr. H. Harisson, M.Kes membeberkan virus Corona atau Covid-19 varian Delta ternyata sudah masuk dan ada di Kalbar sejak bulan Juni dan Juli 2021 lalu.
Hal ini berdasarkan laporan yang diterima dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbang Kes) Kes RI ke Laboratorium Universitas Tanjungpura (Untan) .
” Tanggal 13 Agustus 2021 saya mendapat laporan dari Laboratorium Untan, dimana pada bulan Juni dan Juli ada 115 contoh kasus positif Covid-19 yang rendah dikirim ke Balitbang Kes RI. Untan mengirim total 115 sample whole genom sequencing (WGS) ke Balitbangkes pada bulan Juni – Juli 2021. Dan keluar hasilnya tanggal 13 Agustus 2021. Kemudian, dari 115 sample ada 37 yang sudah dilakukan sequencing, 34 sekuens sudah rilis di GISAID yaitu lembaga bank data yang menjadi acuan data genom virus SARS COV-2. Dari total 34 sampel tersebut, 30 dari 34 atau 88% sampel adalah VOC atau varians of concern berupa varian Delta B. 1.617.2 atau varian dari India, ” ungkap Harisson, kepada sejumlah awak media usai menjadi narasumber pada FGD PKS di Ibis Hotel Pontianak, Sabtu (14/8/21).
Menurut Harisson, adanya varian Delta ini menjadi salah satu penyebab melonjaknya kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar. Kemudian yang juga menyebabkan tingginya BOR perawatan covid-19 di RS-RS di Kalbar. Dan terbukti, pada bulan Juni dan Juli 2021 terjadi pada kasus konfirmasi covid-19 4 kali lipat dari sebelumnya di Kalbar.
Adapun 30 varian Delta tersebar pada hampir kabupaten dan kota se- Kalbar, masing-masing Kota Pontianak 7 kasus, Sambas 4 kasus, Landak 6 Kasus, Kubu Raya 3 kasus, Mempawah 1, Ketapang 1, Bengkayang 1, Sekadau 1, Melawi 3 Kasus, Singkawang 3 kasus.
Khusus di Sambas ada 1 kasus varian B.1.302 seperti yang banyak ditemukan di Amerika. Tapi bukan varian perhatian. Kemudian Melawi, Landak dan Sambas masing-masing ada 3 varian, itu yang memang sudah ada. yaitu B.1.466.2. Dan merupakan varian lokal indonesia, bukan variants of concern.
Editor : Antonius