Sambas dan Tiang Beton Takdir

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

SUDAH tiga hari di Sambas. Pas ada waktu maksi di Kafe Bidar. Pesan masakan terenak, sampedas ikan kakap.

Akhirnya jumpa juga. Saat makan, di sebelah kafe tertancap tiang beton yang berserakan seperti terkena gempa bumi. Rupanya proyek APBD Kalbar terkena gempa politik. Yok kita bahas, wak!

Sambas, kota penuh sejarah. Keraton Alwazikhubillah, simbol kejayaan masa silam, berdiri megah, meski kini tampak seperti pengantin tanpa pelaminan. Water front? Lebih mirip “water flop”.

Ada tiang-tiang beton terbengkalai, seperti kenangan mantan yang tak kunjung selesai, ngambang, tak jelas, bikin sesak di dada.

Bayangkan ini, wak! Sungai yang mestinya cantik, romantis, jadi tempat nongkrong batang-batang beton. Berdiri kaku, seperti sedang merenungkan dosa siapa yang membuatnya ada.

Sungguh seni instalasi yang tidak diminta. Katanya proyek 8 miliar, tapi hasilnya? Tertancap di sungai, seperti akar mimpi yang tak pernah tumbuh.

Proyek ini dimulai tahun 2022. Harapan besar menyelimuti rakyat. “Oh, akan ada water front! Akan indah!” Tapi sayang, ekspektasi ditendang ke jurang. Kini, proyek mangkrak ini jadi bahan bakar politik.

Dalam Pilkada Gubernur Kalbar, proyek ini dijadikan senjata untuk menyerang. Namun, plot twist-nya, kandidat yang diserang justru menang di Sambas! Luar biasa, Sambas! Logika dunia ini kadang memang jungkir balik, ya. “Yo, ngape tang goye, wak!” kate urang Sambas.

Tim sukses kandidat itu layak dapat penghargaan. Bisa-bisanya mereka mengubah tiang beton jadi simbol kemenangan.

Mungkin rakyat berpikir, “Ya, tiangnya memang mangkrak, tapi yang penting hati kami tidak.” Atau mungkin, “Yang lain pasti lebih buruk, jadi ini saja.” Siapa tahu?

Keraton Alwazikhubillah tetap berdiri, seperti seorang tua yang bijak, menatap tiang beton dengan pandangan penuh makna. “Ah, manusia. Lagi-lagi kalian gagal.” Entah kapan water front ini akan selesai.

Mungkin suatu hari, ketika tiang-tiang itu sudah jadi fosil dan jadi destinasi wisata baru. “Mari kita saksikan sisa-sisa mimpi yang tertanam di Muare Ulakan Sungai Sambas.”

Begitulah Sambas. Kota yang indah, tapi penuh teka-teki. Tiang beton ini akan terus jadi saksi bisu.

Entah saksi atas kebodohan, kehebatan manipulasi politik, atau sekadar bukti bahwa Sambas adalah kota yang tak pernah kehilangan cara untuk membuat orang geleng-geleng kepala.

#camanewak