Myanmar, Kamu Tidak Tahu Malu!

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat]

LAMA saya tak marah. Izinkan saya meluapkan amarah pada Myanmar, wak!

Myanmar, malam tadi kamu tidak bermain sepak bola. Kamu sedang mempermalukan dirimu sendiri di panggung internasional.

Apa kamu lupa ini Piala AFF, bukan pertunjukan sirkus jalanan? Di hadapan ribuan pasang mata, kamu menampilkan lakon penuh kebrutalan yang membuat kita semua muak. Banci, lho!

Indonesia datang dengan satu tujuan, menang dengan kehormatan. Tapi kamu? Kamu sebagai tuan rumah dengan kaki terangkat tinggi, lutut beradu keras, dan, yang paling menjijikkan, tendangan biadab ke kepala Marselino Ferdinan yang sedang tergeletak tak berdaya di tanah.

Apa yang kamu pikirkan, Hein Phyo Win? Apa kamu bangga? Apa itu caramu membuktikan diri?

Ketika Marselino terjatuh di pinggir lapangan, kami, pendukung Indonesia, menahan napas. Bukan karena gol, bukan karena peluang, tapi karena kami melihat seorang anak bangsa kami diperlakukan seperti boneka tak bernyawa.

Apa yang kamu lakukan? Kamu menendang bola ke kepalanya! Apa kamu tidak punya hati? Apa kamu bahkan paham arti sportivitas? Dasar pemain kampungan.

Kami tidak peduli statistik malam tadi. Kami tidak peduli bahwa Indonesia unggul dalam tembakan, operan, dan penguasaan bola. Semua itu lenyap di hadapan kebiadaban tuan rumah.

Myanmar hanya meninggalkan satu warisan dari pertandingan ini, arogansi dan permainan kotor.

Dan wasit? Oh, sang pengadil lapangan! Kami bertanya-tanya, apakah kamu lupa membawa kartu merah ke pertandingan? Atau apakah kamu pikir kartu kuning cukup untuk aksi barbar seperti itu? Apa harus ada darah mengalir dulu agar kamu sadar bahwa tindakan ini melampaui batas sepak bola?

Netizen Indonesia tidak tinggal diam. Malam tadi, mereka seperti pasukan Garuda maya yang menyebar ke segala penjuru media sosial, meluapkan amarah yang tak terbendung.

Apa kamu siap menghadapi serangan kami, Myanmar? Jangan harap lolos dari gelombang kecaman ini. Kamu telah mengusik sarang lebah, dan lebah ini menyengat tanpa ampun. Kamu tahu Bahrain sampai kaing-kaing, sampai lapor FIFA.

Tapi, ini bukan hanya soal Marselino. Ini soal kehormatan bangsa. Ketika bendera Merah Putih berkibar di atas kemenangan 1-0 itu, kami tahu, kami lebih dari sekadar menang. Kami mengajarkanmu, Myanmar, bahwa sepak bola bukan hanya soal kaki dan bola, tapi soal harga diri.

Kami tidak akan melupakan ini. Kamu, Myanmar, ingatlah malam ini sebagai malam di mana kamu mengecewakan dunia sepak bola.

#camanewak