Terbuka dan Tertutup

Oleh : Dr. Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalimantan Barat

SAAT terbuka semua terlihat jelas segala permainan, taktik, dan strategi. Ujungnya kalah. Saat tertutup, semua tak ada yang lihat. Kecuali, hanya berdua. Ujungnya tetap kalah. Sedikit gambaran Timnas Senior kita jelang Piala Asia 15 Januari.

Jelang even sepakbola terbesar Asia di Qatar itu, anak asuh STY melakukan tiga laga uji coba. Uji coba pertama lawan Libya. Mainnya di Turki.

Pada leg pertama, Timnas dibantai 0-4. Banyak blunder dilakukan barisan pertahanan yang dikawal Jody Amat cs. Di leg kedua, permainan Timnas kalah lagi.

Kalahnya tipis cuma 1-2. Ada kemajuan. Tanda para pemain mulai bisa memperbaiki kekurangan. Barisan pertahanan yang dianggap lemah mulai dibenahi. Secara ranking Libya memang di atas kita.

Walaupun Timnas banyak dihuni pemain keturunan tetap saja tak mampu mengimbangi pemain negeri almarhum Muammar Qadafi itu.

Pola permainan Timnas bisa ditonton secara jelas karena disiarkan secara langsung. Mirip debat capres juga. Terbuka dan siapapun bisa menilai.

Usai dibantai Libya sampai dua kali, tadi malam kena bantai lagi. Siapa yang bantai? Raksasa Asia, Iran dengan skor telak 0-5 di di Al Rayyan Training Ground, Qatar. Aksi pembantaian ini untungnya tak kelihatan. Karena, duel tertutup.

Tak ada siaran langsungnya. Karena tertutup, pasti ada yang dirahasiakan. Jangan sampai publik tahu terutama Vietnam. Sebab, di Piala Asia, Timnas tergabung di Grup D bersama Jepang, Irak, Vietnam, dan Timnas. Ngeri coy…Timnas paling lemah.

Ngeri lawan Jepang. Satu-satu yang bisa dikalahkan, Vietnam. Saat lawan Jepang dan Irak nanti, bagus nonton Tom and Jerry, hehehe.

Tiga kali kalah jelang Piala Asia. Apakah ente optimis bisa bersaing di grup D. Rata-rata menjawab, pesimis. Satu-satunya harapan, “Bola itu bulat.” Apa saja bisa terjadi di lapangan.

Di lembaga survei selalu di bawah, namun di lapangan nanti bisa saja tertinggi. Rakyat yang menentukan. Malah cerita politik pula. Harap maklum terbawa hawa politik.

Sebagai rakyat Indonesia, pecinta Timnas, apa yang bisa dilakukan? Tidak ada cara lain, hanya berdoa. Mau ikut main juga tak bisa. Mau nonton ke sana, jauh wak. Hanya bisa berdoa agar pemain Timnas kita diberikan tenaga yang kuat tak kedodoran di babak kedua.

Diberikan ketenangan, agar passing bola akurat. Tidak grogi, dan bermental nasionalis tinggi. Menang demi mengharumkan Indonesia di dunia internasional. Bukan menang demi kekuasaan semata, ups.

#camanewak