Jakarta, radar-kalbar.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara pada sesi _Self Made Success_ dalam _Conference & Expo Indonesia Knowledge Forum VIII 2019 Moving Our Nation To The Next Level_ yang digelar di Jakarta pada Rabu (09-10-2019).
Dalam sesi tanya-jawab, Menko Luhut juga berkesempatan untuk memaparkan apa saja yang sedang dan akan dikerjakan oleh Pemerintah Indonesia kedepannya sekaligus dapat menjawab pertanyaan dari para peserta.
Seperti rencana jangka panjang regulasi kendaraan motor listrik termasuk _recharging station_ nya.
“Dalam dua tahun kedepan ini saya pikir di Jakarta akan segera diluncurkan, karena memang lingkungannya banyak polusi. Yang kedua, kita baru sadar baterai litium yang jadi kuncinya ada di kita. Jadi semua bahan dasarnya ada di Indonesia ini,” terang Menko Luhut kepada salah satu penanya.
Namun, saat Menko Luhut melakukan kunjungan ke Singapura kemarin, Ia mendapatkan ilmu tentang teknologi terbaru yang mana di dalam mobil sudah terdapat baterai litiumnya, motor serta dilengkapi dengan _charging_. “Tidak perlu lagi ada _recharging station_ karena dia bisa _recharge_ baterai dia sendiri. Saya sarankan untuk menggunakan _palm oil_ juga, dan ternyata bisa,” papar Menko Luhut.
Terkait kendaraan motor listrik, Menko Luhut menerangkan kembali bahwa regulasinya semua sudah ada. “Kalau kamu butuh, kamu bisa datang ke kantor saya. Jadi nanti kamu datang dan dibantu oleh ajudan saya,” pungkas Menko Luhut.
*NKRI*
Pertanyaan pertama yang diajukan oleh Moderator adalah mengenai tolak ukur sukses menurut Menko Luhut. “Nanti biar waktu yang akan bercerita apa yang anda kontribusikan terhadap lingkunganmu, jadi tidak asal klaim. Sekarang otak saya itu berpikir apa yang terbaik untuk negeri ini,” sambut Menko Luhut.
Menjadi jebolan akademi militer, Menko Luhut bercerita tentang kedekatannya dengan salah satu juniornya yaitu Prabowo Subianto. “Kami sepakat bahwa NKRI itu satu dan tidak boleh itu diganti. Dia juga bilang iya bang kalau pancasila itu tidak ada negosiasi,” cerita Menko Luhut.
Masalah perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dan sikap ini ingin ditekankan oleh Menko Luhut, bahwa tidak boleh ada perpecahan.
“Soal nasionalisme ini memang saya sangat sensitif. Saya tidak pernah lupa kepada prajurit-prajurit saya. Saya kehilangan delapan orang. Itu yang gugur itu mereka tidak pernah nanya untuk apa dan kenapa. Mereka hanya tau itu untuk NKRI, pokoknya saya bilang kuat, harus berani. Hajar terus, hajar terus komandan kata mereka. Tidak pernah kita tanya suku apa, agamanya apa,” ujarnya.
Menjadi seorang Prajurit profesional, Duta Besar, Kepala Staf Presiden maupun seorang Menteri adalah pekerjaan serta amanat yang pernah diemban oleh Menko Luhut. Ketika ditanya posisi mana yang menurutnya paling baik,
“Yang paling enak tentaralah. Menjadi tentara kan saya nikmatin, karena itu memang mimpi saya. Yang lain ini kan misteri hidup saya. Saya tidak tau besok saya akan menjabat apa. Saya sekarang ini, ibarat air mengalir di sungai, saya ikutin misteri kehidupan saya,” jelasnya.
Kepada seluruh peserta yang mencapai 1000 orang, Menko Luhut berpesan bahwa hidup ini adalah karunia dan patut untuk disyukuri. “Saya selalu bercerita dimanapun bahwa saya adalah anak seorang sopir. Jadi anda tidak usah berkecil hati jadi anak siapapun, yang penting kamu kerja keras dan harus bangga menjadi anak didikan bapak dan ibumu,” tegas Menko Luhut.
Sumber : Biro Perencanaan dan Informasi
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman