FOTO : Petugas Inafis Polres Kubu Raya saat melaksanakan olah TKP di rumah korban [ ist ]
Arief – radarkalbar.com
KUBU RAYA – Malam itu sunyi seperti biasanya di BTN Teluk Mulus, Desa Teluk Kapuas. Hujan kecil membasahi tanah, dan angin malam menyapu pelan dedaunan.
Tapi di balik ketenangan itu, suara jeritan pecah, mengguncang keheningan dan memancing warga sekitar keluar dari rumah mereka.
Tepat pukul 23.50 WIB, Rabu (7/5/2025), tragedi berdarah merenggut nyawa DR (37), seorang guru sekaligus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal ramah dan lembut oleh para tetangganya.
Ia ditemukan bersimbah darah di lantai kamarnya, tubuhnya dipenuhi luka tusukan. Tak jauh dari situ, ayahnya, Solikin (61), seorang purnawirawan Polri, juga tergeletak dalam kondisi luka parah.
Warga mendengar suara gaduh dan mendobrak masuk, menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Di dalam kamar, seorang remaja tetangga korban sendiri berinisial MRN (16), masih berada di lokasi.
Ia tak melarikan diri, namun diam terpaku, tak mengucap sepatah kata pun. MRN adalah remaja dengan disabilitas pendengaran dan wicara.
Dia dikenal warga sebagai sosok pendiam yang sering berinteraksi dengan korban dan keluarganya.
Tak ada yang pernah menduga. Bagi keluarga DR, pelaku bukan orang asing. Ia adalah remaja yang telah lama berada dalam lingkar kepercayaan mereka.
Beberapa saksi menyebutkan DR kerap memperlakukan MRN dengan baik, bahkan memberi perhatian khusus karena keterbatasan yang dimilikinya.
Kasus ini pun sontak mengguncang masyarakat. Banyak yang tak habis pikir bagaimana seorang remaja disabilitas bisa melakukan tindakan begitu keji.
Polisi segera bertindak. Petugas gabungan dari Polres Kubu Raya dan Polsek Sungai Raya mengamankan pelaku dan membawa barang bukti berupa sebilah badik yang diduga digunakan dalam aksi pembunuhan itu.
“Korban DR dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit akibat luka tusukan di beberapa bagian tubuhnya. Sementara Pak Solikin hingga kini masih dalam perawatan intensif,” ujar Kasatreskrim Polres Kubu Raya Iptu Hafiz Febrandani melalui Aiptu Ade Surdiansyah, Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Jumat (9/5/2025).
Ade menambahkan proses penyidikan terhadap pelaku dilakukan secara hati-hati. Mengingat kondisi disabilitas yang dimiliki MRN, pemeriksaan melibatkan ahli audiologi serta speech-language pathologist (SLP) untuk memastikan komunikasi berjalan secara akurat dan adil.
Hingga kini, motif di balik pembunuhan itu masih menjadi misteri. Apakah ada dendam yang terpendam, kesalahpahaman yang fatal, atau dorongan emosional sesaat yang tak tertahan, semuanya tengah didalami secara intensif oleh pihak berwajib.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menyerahkan proses hukum kepada kepolisian. Kami pastikan penyidikan dilakukan secara profesional, proporsional, dan humanis,” tegas Ade.
Di tengah luka yang ditinggalkan, keluarga DR kini harus menerima kenyataan pahit, orang yang mereka percaya justru menjadi sosok yang menghancurkan kebahagiaan mereka.
Sementara itu, di balik jeruji, seorang remaja tuna rungu dan wicara harus menjalani proses hukum yang tak hanya memeriksa perbuatannya, tetapi juga menggali sisi manusiawi yang mungkin selama ini luput dipahami.
editor/publisher : SerY TayaN