Tagar Dibalas Tagar

Oleh : Dr. Rosadi Jamani (Ketua Satupena Kalimantan Barat)

“Kalau Amin menang, sy mau bagi-bagi 1 Ton arang Briket untuk 50 org. #nazarpemilu,” twit @sebutsajaabay.

“Kalau AMIN menang saya bagi-bagikan kangkung sekebun buat warga sekampung #nazarpolitik,” twit @Faujiarasy.

Kicauan seperti di atas ada banyak lagi. Kadang lucu dan serius. Mereka mengekspresikan dukungan nyata untuk pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Amin). Kicauan itu menjadi trending topic di X. Penyebabnya, #nazarpolitik.

Tagar nazarpolitik terbilang unik. Sampai pukul 01.41 tengah malam tadi ada 204 ribu orang membicarakan #nazarpolitik. Sebuah tagar kreatif para pendukung 01 di tengah keterbatasan dana kampanye.

Dengan tagar itu, mereka seperti mendapatkan iklan gratis di jagat maya.

Ente bila pendukung garis keras 01 boleh juga bernazar. Misalkan, bila Amin menang, saya mau ngasih makan gratis 1000 mahasiswa di kafe terkenal.

Kalau 01 menang, saya mau bersihkan 50 masjid selama sebulan. Silakan bernazar apa saja demi sang calon presiden.

Siapa saja boleh bernazar. Dalam Islam, nazar itu sudah lazim. Biasanya diucapkan bila ingin punya anak, ingin diterima jadi PNS, dll. Apa saja yang diinginkan bernazar kepada Allah agar dikabulkan.

Apabila nazar itu terkabul, wajib dilaksanakan. Seperti bernazar memberi makan gratis mahasiswa, begitu Amin menang, wajib dilaksanakan. Apabila diingkari, ia wajib melaksanakan denda atau melakukan tobat sebenarnya pada Allah Swt.

Ada konsekuensi di balik nazar apabila tidak dilaksanakan. Bernazarlah sesuai kemampuan agar mudah dilaksanakan. Jangan pula nazarnya ngawur. “Bila Amin menang, saya mau kawin lagi.” Ini ngawur namanya, hehehe.

Tagar #nazarpolitik ini menjadi iklan gratis buat 01. Ternyata, ada yang panas atau merasa tak nyaman dengan tagar itu. Lalu lawan politik 01 mencoba melawan tagar #nazarpolitik.

Sepertinya mereka tidak rela Amin terus trending topic. Tagar harus dilawan dengan tagar juga. Muncullah tagar #4niesJ4njiM4nis.

“#4niesJ4njiM4nis aja nih, mau sampe kapan M0dalAn1es J4njiP4lsu doang, buktiin dong kerjanya,” cuit @ArtiSebuahRasa.

“karena hanya hasil bualan kampanye ,
tanpa memperhitungkan proses.
#4niesJ4njiM4nis
M0dalAn1es J4njiP4lsu,” twit @ritzanno.

Tagar #4niesJ4njiM4nis bisa dikatakan lawan dari #nazarpolitik. Sampai tengah malam tagar #4niesJ4njiM4nis baru mencapai 5.378 saja. Kalah jauh. Padahal, sudah mengerahkan buzzer berbayar. Tagar yang mem-framing Anies jago berjanji ini kurang greget, tak pandai mainkan isu dan emosi.

Hanya terkesan emosi belaka. Makanya kurang direspons publik, kecuali akun bot atau tuyul yang dibayar untuk mengimbangi #nazarpolitik. Sebuah gambaran kecil, tak selamanya duit bisa mengalahkan kehendak rakyat.

Banyak yang suka duit, iya benar. Saya juga suka. Tapi, tak selamanya juga senang dapat duit kalau hanya untuk suara. Itu namanya “duit jin dimakan setan.”

Tulisan ini pasti disenangi pendukung 01. Ayo, ngaku! Saya hanya menyorot sisi trending topic saja dan tagar. Era sekarang, penggunaan tagar menjadi sangat penting dalam membentuk opini dan menyulut emosi.

Bukan sekadar buat tagar, melainkan bagaimana itu langsung disambut massif publik. Siapa saja boleh gunakan dan tergerak secara nurani gunakan itu. Tagar itu menjadi natural digunakan netizen tanpa harus dibayar. Tagar bisa juga digunakan secara massif lewat akun tuyul.

Akun jenis ini bisa diternak ribuan. Satu orang bisa ngerahkan ratusan akun tuyul. Cara ini banyak digunakan. Ciri-cirinya: follower di bawah 10, jarang upload status, bahasanya sama dengan akun serupa, nama akunnya kadang asing.

Penggunaan semakin kencang jelang pencoblosan. Sebab, cara ini dirasakan yang terbaik untuk mengangkat citra Capres dan Cawapres. Sebaliknya bisa juga digunakan untuk meruntuhkan nama baik sang kandidat.

Senjata ini sangat mudah digunakan, dan bisa menjadi senjata ampuh. Tagar bisa menjadi dokumentasi dan identitas setiap akun. Termasuklah tulisan ini

#camanewak