FOTO : Ketua Poros Muda NU, Ramadhan Isa [ ist ]
redaksi – radarkalbar.com
JAKARTA – Kepemimpinan Awam Sanjaya selaku Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dinilai telah gagal total.
Poros Muda NU Pusat secara tegas mendesak pengunduran dirinya, menyebut kondisi LP Ma’arif di bawah kepemimpinannya mengalami stagnasi dan kemunduran yang memprihatinkan.
Pernyataan keras ini disampaikan langsung oleh Ketua Poros Muda NU Pusat, Ramadhan Isa, dalam siaran pers resmi di Jakarta, pada Jumat (8/8/2025).
Ramadhan menyebut selama tiga tahun menjabat, Awam Sanjaya tidak menunjukkan capaian berarti. Bahkan, aktivitas pendidikan yang seharusnya menjadi jantung LP Ma’arif justru nyaris lumpuh.
“Lembaga ini tidak bergerak. Kegiatan pendidikan mati suri, gedung-gedung terbengkalai, dan masyarakat kehilangan harapan. Ini bukan sekadar lemahnya kinerja, ini kegagalan kepemimpinan,” kata Ramadhan dengan nada tegas.
Ia juga mengungkapkan pihaknya telah menerima banyak laporan dan keluhan dari warga NU di Sintang, termasuk informasi sensitif mengenai rekam jejak Ketua LP Ma’arif saat ini yang disebut-sebut pernah bermasalah secara hukum.
“Pemimpin pendidikan harus bersih dan visioner. Jika punya beban masa lalu yang mencederai kepercayaan publik, lebih baik mundur secara terhormat daripada mempertahankan jabatan yang sudah kehilangan legitimasi moral,” ungkap Ramadhan.
Menurutnya, LP Ma’arif bukan milik pribadi dan bukan tempat eksperimen kepemimpinan yang gagal. Poros Muda NU Pusat bahkan mempertanyakan mengapa PBNU belum mengambil tindakan, padahal kerusakan di lapangan sudah sangat jelas.
“PBNU jangan diam. Ini bukan hanya soal satu orang, tapi soal wajah NU di bidang pendidikan. Jika pusat tidak segera bertindak, maka kekecewaan kader di daerah bisa berubah menjadi ketidakpercayaan,” tuturnya.
Poros Muda NU Pusat secara gamblang meminta PBNU mengambil alih situasi dan menunjuk pemimpin baru yang kredibel dan mampu mengembalikan marwah LP Ma’arif NU Sintang.
“Waktu terus berjalan, dan generasi muda NU tak boleh jadi korban dari kegagalan kepemimpinan. PBNU harus bertindak sekarang,” pungkas Ramadhan.
Senada dilontarkan Andy Irsan, M.Pd, yang merupakan mantan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Sintang sebelumnya.
Ia menyebut bangunan eks Pondok Pesantren Darul Ma’arif yang kini terbengkalai adalah simbol nyata dari hancurnya komitmen terhadap pendidikan.
“Dulu pesantren itu hidup, sekarang kosong dan ditelantarkan. Di mana tanggung jawab moral dan organisasi para pengurus?” ujarnya penuh kecewa.
Andy menambahkan tidak ada alasan untuk terus membiarkan situasi ini tanpa tindakan konkret.
Pria yan terbilang cukup vokal ini menilai kondisi ini mencerminkan ketidaksiapan dan ketidakmampuan pengurus dalam menjalankan amanah besar LP Ma’arif.
“Kalau tidak sanggup, jangan memaksakan diri. Mundur jauh lebih terhormat daripada terus membuat lembaga ini mati perlahan,” cetusnya lantang. [ red ]
Editor/publisher : admin radarkalbar.com