Pemkab Sintang Undang Akademisi Untan Untuk Evaluasi RPJMD 2016-2021

Sintang (radar-kalbar.com)-Pemerintah Kabupaten Sintang bertekad akan terus meningkatkan kinerjanya di dua tahun sisa pelaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sintang Tahun 2016-2021.

Peningkatan kinerja dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap RPJMD yang sudah disusun.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Sintang menggelar seminar khusus membahas draft akhir evaluasi RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2016-2021 pada Senin, (5/8/2019) di Pendopo Bupati Sintang.

Seminar menghadirkan LPPM Universitas Tanjungpura Pontianak sebagai narasumber.

Bupati Sintang dr H Jarot Winarno menyampaikan evaluasi ini sangat baik untuk kita melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

“kita masih ada waktu kurang lebih dua tahun untuk memperbaiki kekurangan terhadap pelaksanaan RPJMD. Dalam hal laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebenarnya sudah bagus karena 2017 Sintang rangking 114 secara nasional dan tertinggi di Kalbar. Namun Tahun 2018 ini menurun menjadi peringkat 124 nasional tetapi masih tertinggi di kalbar. Laporan keuangan kita sudah 7 kali berturut-turut mendapatkan WTP. Yang sedang kami perhatikan adalah penilaian pelayanan publik oleh ombudsman. Tahun lalu kita dinilai merah oleh ombusdman. Mudah mudahan tahun 2019 bisa hijau,” ungkapnya.

Ditambahkan, di Sintang Rp. 551.000 per bulan, inflasi juga rendah, ketimpangan infrastruktur berkurang, IPM naik. Tetapi angka kemiskinan meningkat.

“Tetapi saya memastikan kinerja OPD sudah baik. Saya berpesan kepada semua OPD harus sadar data. Data ini penting. Teman-teman dari Untan melakukan analisa berdasarkan data yang OPD berikan,” terangnya.

Sementara, Edi Suratman Pimpinan LPPM Universitas Tanjungpura Pontianak menyampaikan bahwa capaian realisasi RPJMD harus 90 persen dan ini sesuai dengan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang evaluasi RPJMD.

“Berdasarkan hasil evaluasi RPJMD Kabupaten Sintang adalah maka nilainya A. Tetapi ada penekanan yang harus kita perhatikan. Indikator ekonomi makro sangat bagus berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi karena melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional dan kalimantan barat. Disaat yang sama angka inflasi menurun. Yakni sekitar 4 persen. Artinya pertumbuhan ekonomi meningkat dan daya beli masyarakat tinggi. Tetapi juga angka kemiskinan Kabupaten Sintang mencapai 10, 35 persen tahun 2018. Naik dari tahun 2017 yakni 10. 25 persen. Ini yang harus dicari penyebabnya sehingga garis kemiskinan Sintang lebih tinggi dari kabupaten lain,” paparnya.

Dijelaskan, yang cukup aneh juga, angka kemiskinan di Kalbar meningkat tetapi di provinsi lain di Kalimantan menurun padahal karakter ekonomi sama. Angka pengangguran saat ini tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi suatu kabupaten.

Struktur ekonomi Sintang ada pada sektor pertanian, perdagangan, pertambangan, dan konstruksi. Kami juga menemukan ada 55 persen pendapatan Sintang disumbangkan oleh konsumsi masyarakat seperi belanja makanan dan minuman. Angka gini rasio Sintang sangat rendah yakni 0,26.

“Kami juga melihat data ada 70 persen masyarakat Kabupaten Sintang bekerja di sektor pertanian tetapi produktivitasnya rendah sehingga kemiskinan banyak dijumpai pada masyarakat yang bekerja sebagai petani. Kinerja keuangan daerah sangat tinggi seperti sudah mendapatkan opini WTP dari BPK dan selalu tepat waktu dalam pengesahan. Saya menyarankan kepada Pemkab Sintang agar memperkuat audit kinerja dibanding audit keuangan di masa yang akan datang,”ungkapnya.

Menurut Edi, pihaknya juga menemukan ada sekitar 20. 258 orang yang berkunjung ke Kabupaten Sintang tetapi kontribusinya terhadap PAD sangat kecil.

“Mohon dicari kelemahannya apa. Seharusnya semakin banyak wisatawan, semakin besar PAD Sintang,” timpalnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Sintang menyampaikan bahwa temuan tim Untan tingginya jumlah kunjungan wisatawan tidak ada kontribusi terhadap PAD Sintang dikarenakan mereka tidak belanja di Sintang.

“Padahal kita sudah terus dorong industri kreatif. Kain tenun kita ada terus. Atau Sintang tidak ada oleh-oleh untuk dibeli wisatawan. Sehingga mereka datang, nginap di hotel, jalan-jalan tetapi tidak ada belanja” terang Bupati Sintang,” ungkapnya.

Kadisperindagkop dan UKM, Sudirman menanggapi hal tersebut pihaknya memang masih kurang promosi produk Sintang di hotel dan bandara.

“Kami akan terus perbaiki promosi produk Sintang sehingga ke depannya, tingginya jumlah wisatawan sejalan dengan kontribusi PAD,” ujarnya.

 

 

 

 

 

Sumber : humpro pemkab sintang