Oleh : Rosadi Jamani (Dosen UNU Kalimantan Barat)
KISAH kotak kosong di Pilkada Landak bakal terulang lagi. Pasangan Karolin Margret Natasa dan Erani menjadi bintang utama yang tak terbendung.
Layaknya selebriti, hampir semua partai besar menumpuk di belakang mereka. Hal ini membuat pasangan ini seakan tak tertandingi. Hanya kotak kosong bisa menandinginya.
Sementara itu, calon lawannya, Heri Saman, masih menjadi misteri belum terungkap. Bagaikan hantu gentayangan, jejak dukungan parpol terhadap Ketua DPRD dan Ketua Dewan Adat Dayak Landak ini masih mengambang.
PDIP, partai yang menaunginya, tetap setia mendukung Bendahara PDIP Kalbar, Karol. Ini seperti drama cinta segitiga, hanya saja tanpa adegan pelukan emosional.
Golkar dan PSI, dua partai yang masih menggantung, berada di persimpangan jalan. Apakah mereka akan mendukung Heri Saman?
Sayangnya, jika dukungan itu datang pun, kursi yang dimiliki tak cukup untuk membuat Heri naik ke panggung kemenangan. Besar kemungkinan, dua partai itu juga akan melompat ke gerbong Karol-Erani.
Jika ini terjadi, Heri Saman hanya bisa gigit jari. Padahal, nama besarnya cukup mumpuni, ia sebagai Ketua Dewan, Ketua Dewan Adat Dayak, dan Ketua KONI. Mudahan Heri bisa menemukan jalannya agar bisa bertarung dengan Karol.
Lalu, ada Yulius Aho yang di awal cerita sempat membuat kehebohan dengan baliho yang bertebaran hingga pelosok kampung. Namun kini, seolah ditelan bumi, menghilang tanpa jejak.
Kemana perginya putra asli Landak ini? Mungkin dia sedang bersembunyi di balik baliho-baliho raksasanya. Atau, ikut juga bergabung dengan Karol-Erani sebagai tim sukses untuk melawan kotak kosong.
Pilkada Landak tahun ini, lebih dari sekadar pemilihan, adalah tontonan yang penuh dengan intrik dan drama yang layak dinikmati oleh para pengamat politik maupun masyarakat biasa.
Siapapun pemenangnya, satu hal yang pasti: kotak kosong pun punya cerita tersediri di negeri yang terkenal dengan intannya.
Tunggu dulu, sambung lagi ya. Nah, bagaimana kalau kotak kosong yang menang lawan Karol? Ada mengatakan nunggu lima tahun lagi baru tempur lagi.
Selama itu, Bupati diambil alih Mendagri lewat Pj. Ada juga mengatakan tergantung pada rembuk parpol di Landak, KPU, dan stakehokder.
Yang pasti bila otak kosong, eh salah salah, kotak kosong menang, ribet urusannya. Kalau kalah, Karol dan Timsesnya, ngurut dada.
#camanewak