Seandainya Kotak Kosong Terus Menang

Oleh : Rosasi Jamani [Dosen UNU Kalimantan Barat ]

ADA fenomena menarik di Pilkada kali ini. Kotak kosong bakal muncul di sejumlah Pilkada di Kalbar.

Melawi, Bengkayang, Mempawah hampir dipastikan manusia melawan otak kosong, eh salah, kotak kosong.

Sambil menikmati indahnya Sungai Kapuas, yok kita bahas otak kosong, eh salah lagi, kotak kosong maksudnya.

Jadi begini, bayangkan kita sedang di tengah-tengah Pilkada di Kalbar, dan tiba-tiba muncul berita heboh: “Kotak Kosong Menang Telak!” Apa yang terjadi? Dunia politik gempar, kucing kampung pun ikutan terheran-heran.

Bayangkan seandainya kotak kosong benar-benar menang. Menurut aturan, Pilkada harus diulang. Tapi mari kita bayangkan lagi, kali ini lebih gila: kotak kosong menang lagi. Ya ampun, kotak kosong kok bisa begitu populer, ya? Apa rahasianya? Kampanye diam-diam? Janji-janji kosong yang ternyata lebih manjur?

Kalau setiap Pilkada diulang, dan kotak kosong menang terus, wah, bisa-bisa kita punya bupati, walikota, gubernur imajiner. Rapat pemerintahannya mungkin bakal penuh dengan suara jangkrik dan angin sepoi-sepoi. Agenda rapatnya: “Rapat tentang kekosongan: Mengisi yang tak terisi.”

Sementara itu, kandidat lain mungkin jadi pusing tujuh keliling. Mikir, “Apa yang salah dengan kampanye kita? Apakah kita harus belajar dari kotak kosong? Haruskah kita juga menjadi… kosong?”

Dan warga? Mereka mungkin akan jadi fans berat kotak kosong. Ada baju kotak kosong, stiker mobil kotak kosong, bahkan parade kotak kosong. Mungkin kotak kosong akan jadi simbol perlawanan baru: “Kami lebih percaya pada yang kosong daripada janji-janji manis!”

Tak lupa, media pasti akan mengangkat fenomena ini. Headline-nya bisa jadi seperti, “Kotak Kosong, Kandidat Terpopuler Tahun Ini”, atau “Strategi Sukses Kotak Kosong: Menang Tanpa Bicara”.

Pada akhirnya, jika kotak kosong selalu menang, mungkin kita perlu introspeksi: kenapa kita lebih memilih kekosongan? Mungkin karena bosan dengan yang itu-itu saja, atau mungkin kita hanya ingin sesuatu yang benar-benar baru, sesuatu yang… kosong.

Jadi, bagaimana menurut kalian? Siap mendukung kotak kosong di Pilkada berikutnya? Jangan lupa, kampanye kotak kosong tidak butuh biaya, tidak ada janji palsu, dan yang pasti: selalu ada tempat untuk semua orang!

Saya hanya tidak bisa bayangkan, semua Pilkada itu dimenangkan kotak kosong. Betapa lucunya negeri kita

#camanewak