Maman Abdurahman Menteri Paling Sayang Istri

FOTO : Maman Abdurahman dengan latar belakang gedung merah putih KPK RI [ ist ]

redaksi – radarkalbar.com

SEBELUMNYA saya pernah menulis tentang Menteri UMKM, Maman Abdurahman.

Ia menteri Prabowo pertama yang menangis saat sidang membela pengusaha UMKM di Banjarmasin.

Respon publik luar biasa, ramai memuji sikap Ketua Golkar Kalbar itu. Sangat peduli pada UMKM yang bermasalah hukum. “Tadak salah Prabowo memilehnye sebagai menteri,” kata budak Pontianak.

Kali ini, kasus baru menimpa menteri dengan kekayaan Rp15,78 miliar ini. Bukan dia sih, sebenarnya, tapi sang istri. Sang istri tercinta mendapatkan fasilitar negara untuk “halan-halan” ke benua biru.

Akibat ulah sang istri, anak buah kesayangan Bahlil ini pun gercep datangi kantor KPK. Semua demi sang istri. Sambil seruput kopi tanpa gula, mari kita ungkap perjuangan seorang Maman membela belahan hatinya.

Negara ini agung. Saking agungnya, ia bisa mengeluarkan surat resmi hanya untuk mengizinkan seorang istri menteri jalan-jalan ke Eropa.

Tak main-main, berkop kementerian, berlogo garuda, berisi nama perempuan bernama Tina Astari yang kini lebih populer dari Menteri-nya sendiri.

Negara ini benar-benar tahu caranya menyatukan dua hal yang sering dianggap bertentangan, birokrasi dan kasih sayang.

Ketika rakyat sedang berkutat dengan narkoboy, pinjol, judol, ketika UMKM berteriak butuh modal dan perhatian, surat sakti itu beredar.

Bukan surat penurunan pajak, bukan surat bantuan untuk pedagang kaki lima yang digusur, tapi surat perjalanan cinta yang diberkahi stempel negara.

Surat yang menyebut istri menteri sebagai peserta kunjungan budaya ke enam negara plus Turki. Enam negara, wak! Bukan hanya satu, bukan dua. Seolah-olah Eropa adalah dapur sebelah, dan Istanbul adalah tempat arisan Dharma Wanita.

Surat itu bukan surat biasa. Ia adalah epik administrasi. Di dalamnya tertulis permintaan agar KBRI dan Konsulat RI menyediakan pendampingan, fasilitas, dan, tentu saja, karpet merah diplomatik.

Untuk siapa? Untuk seseorang yang tidak pernah ikut rapat anggaran, tidak pernah ditunjuk dalam Keppres, tapi ditunjuk oleh cinta dan jabatan suaminya.

Sebuah bentuk soft power rumah tangga yang belum pernah diajarkan dalam kuliah hukum tata negara mana pun.

Tentu saja, publik menjerit. Karena publik masih punya logika. “Kenapa ada nama istri menteri dalam surat resmi kementerian?” tanya rakyat yang belum tentu bisa bikin paspor karena antrean di Imigrasi.

Tapi negara tak gentar. Negara membela diri lewat Menteri-nya, Pak Maman, yang dengan gagah berani mendatangi KPK. Seolah-olah ia adalah pahlawan yang hendak menyerahkan bukti bahwa surat cinta itu bukan bentuk korupsi, tapi ekspresi logistik kasih sayang.

Pria kelahiran Pontianak 1980 ini menjelaskan, tidak ada satu rupiah pun uang negara yang dipakai. Istrinya hanya mendampingi anak yang ikut misi budaya bersama 27 siswa.

Tentu saja, karena kalau hanya mendampingi 1 siswa, pasti terlalu mencurigakan. Tapi 27? Itu sudah bisa diklaim sebagai delegasi. Cinta pun jadi lebih sah jika ditopang oleh rombongan.

Namun di balik semua itu, kita sadar bahwa negara ini luar biasa. Ia bisa mengakomodasi perjalanan rumah tangga dalam struktur birokrasi. Ia bisa menyisipkan kasih ibu dalam sistem surat menyurat.

Ia bisa mencampurkan kemesraan domestik dengan agenda diplomatik. Itu semua, dilakukan atas nama budaya. Budaya jalan-jalan, mungkin.

Kini, nama Tina Astari akan tercatat dalam sejarah bukan sebagai pejabat, tapi sebagai metafora. Sebagai simbol bahwa dalam sistem negara yang katanya modern, masih ada ruang untuk cinta yang berformalkan surat tugas.

Bahwa dalam negara hukum, masih ada pojok-pojok manis untuk istri-istri pejabat yang ingin melihat bunga tulip Belanda dengan izin Kementerian.

Ini bukan penyalahgunaan wewenang. Ini adalah keajaiban. Negara telah berhasil membuat pernikahan dan administrasi menjadi satu.

Surat cinta kini resmi berkop kementerian. Kita semua, rakyat Absurdonesia, hanya bisa menunduk… bukan karena hormat, tapi karena bingung mau tertawa atau menangis.

Kecuali, ngopi otak tetap encer dan waras.

 

 

#camanewak
Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Share This Article
Exit mobile version