FOTO : Kadis Kesehatan Sanggau, Ginting dan Abdul Rahim SH aktivis LSM Citra Hanura Sanggau (Ist)
Pewarta/editor : Sery Tayan
SANGGAU – radarkalbar.com
KASUS demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk aedes aegypti di Kabupaten Sanggau, Kalbar menunjukan trend peningkatan dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan ini.
Merujuk data sebaran dan stratifikasi DBD pada Dinas Kesehatan Sanggau Januari – September 2023 tercatat 60 kasus.
Sebanyak 57 orang dinyatakan sembuh. Lantas 3 orang lainnya meninggal dunia.
Dari 15 kecamatan yang ada pada Kabupaten Sanggau, terdapat 4 wilayah sebaran penderita DBD ini yang menonjol, yakni Kapuas 12 kasus, Parindu 12 kasus, Tayan Hilir 10 kasus dan Balai 10 kasus.
Jumlah ini, melampui kasus serupa pada tahun 2022 lalu, yang hanya tercatat 32 kasus.
Untuk penderita yang meninggal masing-masing dari Kecamatan Parindu 2 orang. Dan Kecamatan Tayan Hilir 1 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, Ginting mengungkapkan stratifikasi daerah terbagi tiga yakni sporadis, endemis dan potensial.
“Untuk stratifikasi endemis, Kecamatan Kapuas dan Parindu,” ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Sementara, informasi yang terhimpun radarkalbar.com, menyebutkan korban terbaru penderita DBD merupakan seorang anak asal Desa Kawat, Kecamatan Tayan Hilir.
Anak berjenis kelamin laki-laki ini, sempat mendapatkan perawatan intensif pada RSUD MTH Djaman Sanggau.
Namun, sang khalik berkata lain, anak ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (2/10/2023).
Kendatipun, sebelumnya, sebagai langkah atau upaya pencegahan pada wilayah tersebut, pihak perusahaan setempat PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA) bekerja sama Pemerintah Desa (Pemdes) Pedalaman dan Desa Kawat, Puskemas setempat telah melaksanakan fogging (pengasapan, red).
Kemudian, Desa Pulau Tayan Utara belakangan melaksanakan hal serupa dengan secara swadaya membeli mesin untuk pengasapan tersebut.
Minta tingkatkan kewaspadaan
Mencermati hal itu, aktivis LSM Citra Hanura Sanggau, Abdul Rahim S.H meminta instansi terkait mesti lebih meningkatkan kewaspadaan dan kinerjanya.
Utamanya, pada wilayah yang saat ini ditemukan kasus DBD tersebut. Dan hendaknya juga secara kontinyu melaksanakan fogging serta upaya lainnya.
“Ya, mesti lebih meningkatkan kepekaan dan kewaspadaan. Sehingga kasus DBD tersebut tidak terus meluas. Ini tentunya harus menjadi konsen instansi terkait,” ungkapnya.
Seperti pada Kecamatan Tayan Hilir, ada yang meninggal. Hendaknya wilayah terdekat juga dilaksanakan fogging dan upaya pencegahan lainnya.
“Tentu, agar kasus DBD ini tidak meluas,” timpalnya.
Mencermati kondisi ini, tentunya instansi terkait melalui puskesmas, lebih gencar lagi melaksanakan upaya – upaya pencegahan. Sehingga DBD ini tidak terus meluas.